Hama Tanaman
BIOEKOLOGI ULAT TANAH (AGROTIS IPSILON)
I.
PENDAHULUAN
Ulat
tanah sebenarnya merupakan serangga hama yang bersifat polifag, jadi tidak
hanya menyerang pertanaman tomat tetapi juga jenis tanaman lain. Namun demikian
peranan ulat tanah sebagai hama tomat mulai dirasakan serius sejak sekitar
tahun 1983 dimana mendadak menyerang pertanaman tomat secara luas di kawasan
pulau Jawa. Setelah itu terjadi ledakan populasi ulat grayak di beberapa
kawasan pertanian tomat di Jawa maupun luar Jawa.
Pada
umumnya ledakan populasi ulat tanah pada perkebunan tomat terjadi pada awal-awal
musim hujan setelah musim kemarau panjang, seperti th. 1988, 1993, dan 1998 di
Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi selatan. Oleh karena itu terkait dengan ramalan
cuaca dari Badan Meteorologi dan Geofisika Nasional ( BMG ) bahwa pada tahun
2009 ini akan terjadi musim kemarau panjang sebagai akibat angin El Nino, makaperlu
antisipasi terhadap ledakan populasi dan serangan hama ulat tanah yang mungkin
akan terjadi.
II.
KLASIFIKASI
Nama umum : Agrotis ipsilon (Hufnagel, 1766)
Klasifikasi
: Kingdom : Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili
: Noctuidae
III.
BIOLOGI
1. Metamorfosis
Perkembangan ulat tanah
bersifat metamorfosis sempurna, terdiri atas stadia ulat, kepompong, ngengat
dan telur.
Setelah telur menetas,
ulat tinggal untuk sementara waktu di tempat telur diletakkan. Beberapa hari
kemudian, ulat tersebut berpencaran. Ulat tua bersembunyi di dalam tanah pada
siang hari dan giat nenyerang tanaman pada malam hari. Stadium ulat terdiri atas
6 instar yang berlangsung selama 14 hari.
Ulat instar I, II dan
III, masing-masing berlangsung sekitar 2 hari. Ulat berkepompong di dalam
tanah. Stadia kepompong dan ngengat, masing-masing berlangsung selama 8 dan 9
hari. Ngengat meletakkan telur pada umur 2-6 hari. Telur diletakkan berkelompok
dan ditutupi oleh bulu-bulu halus berwarna coklat-kemerahan. Produksi telur
mencapai 3.000 butir per induk betina, tersusun atas 11 kelompok dengan
rata-rata 200 butir per kelompok. Stadium telur berlangsung selam 3 hari
(2;10;12).
2. Morfologi/Bioekologi
Umumnya ngengat Famili
Noctuidae menghindari cahaya matahari dan bersembunyi pada permukaan bawah daun. Sayap depan berwarna dasar
coklat keabu-abuan dengan bercak-bercak
hitam. Pinggiran sayap depan berwarna putih. Warna dasar sayap
belakang putih keemasan dengan
pinggiran berenda putih. Panjang sayap depan berkisar 16 -19 mm dan lebar 6-8 mm. Ngengat dapat hidup paling lama
20 hari. Apabila diganggu atau disentuh, ngengat menjatuhkan diri pura-pura mati. Perkembangan dari telur hingga
serangga dewasa rata-rata berlangsung
51 hari.
Telur diletakkan satu-satu
atau dalam kelompok. Bentuk telur seperti kerucut terpancung dengan garis tengah pada bagian dasarnya 0,5
mm. Seekor betina dapat meletakkan 1.430 - 2.775 butir telur. Warna telur mula-mula putih lalu berubah menjadi
kuning, kemudian merah disertai titik
coklat kehitam-hitaman pada puncaknya. Titik hitam tersebut adalah kepala larva
yang sedang berkembang di
dalam telur. Menjelang menetas, warna telur berubah menjadi gelap agak kebiru-biruan. Stadium telur
berlangsung 4 hari. Larva menghindari cahaya
matahari dan bersembunyi di permukaan tanah kira-kira sedalam 5 - 10 cm atau dalam gumpalan tanah. Larva aktif
pada malam hari untuk menggigit pangkal
batang. Larva yang baru keluar dari telur berwarna kuning
kecoklat-coklatan dengan ukuran
panjang berkisar antara 1 - 2 mm. Sehari kemudian larva mulai makan dengan
menggigit permukaan daun. Larva
mengalami 5 kali ganti kulit. Larva instar terakhir berwarna coklat kehitam-hitaman. Panjang larva instar
terakhir berkisar antara 25 - 50 mm. Bila larva diganggu akan melingkarkan tubuhnya dan tidak bergerak
seolah-olah mati. Stadium larva berlangsung sekitar 36 hari. Pembentukan pupa terjadi di permukaan
tanah. Hama ulat tanah tersebut menyebar
di daerah sentra produksi tomat.
Ulat
berwarna hitam. Gejala kerusakan yang ditimbulkan ialah terpotongnya tanaman kubis yang masih kecil. Pengendalian
dapat dilakukan dengan membongkar tanah secara berhati-hati disekitar tanaman yang terpotong. Apabila serangan
banyak, dapat digunakan karbofuran, furadan
atau curater.
3. Gejala serangan
Larva
aktif pada malam hari untuk mencari makan dengan menggigit pangkal batang.
Pangkal batang yang digigit akan mudah patah dan mati. Di samping menggigit
pangkal batang, larva yang baru menetas, sehari kemudian juga menggigit
permukaan daun. Ulat tanah sangat cepat pergerakannya dan dapat menempuh jarak
puluhan meter. Seekor larva dapat merusak ratusan tanaman muda.
Tanaman inang lain
Selain
menyerang tanaman tomat, ulat tanah juga menyerang tanaman jagung, padi,
tembakau, tebu, bawang, kubis, kentang dan sebagainya.
Pengendalian
a). Kultur teknis
Pengolahan tanah yang baik
untuk membunuh pupa yang ada di dalam tanah. Sanitasi dengan membersihkan lahan dari gulma yang juga merupakan tempat
ngengat A. ipsilon meletakkan
telurnya.
b).
Pengendalian fisik / mekanis
Pengendalian secara fisik
dengan mengumpulkan larva dan selanjutnya dimusnahkan. Sebaiknya dilakukan pada senja – malam hari, dan larva
biasanya dijumpai di permukaan tanah sekitar
tanaman yang terserang.
c).
Pengendalian hayati
Pemanfaatan musuh alami :
parasitoid larva A. ipsilon yaitu Goniophana heterocera, Apanteles (= Cotesia)
ruficrus, Cuphocera varia dan Tritaxys braueri. Predator penting adalah Carabidae. Patogen penyakit yang sering
menyerang A. ipsilon adalah jamur Metharrizium spp. dan Botrytis sp. serta nematoda Steinernema sp.
d).
Pengendalian kimiawi
Apabila serangan ulat tanah
tinggi, dapat dilakukan penyemprotan dengan insektisida yang efektif, terdaftar dan diizinkan Menteri Pertanian antara
lain aplikasikan Sipermetrin pada tanah
di sekeliling tanaman tomat.
IV.
Tanaman Inang
Selain
kedelai, tanaman inang lain dari ulat Tanah ini adalah cabai, kubis, padi,
jagung, tomat, tebu, buncis, jeruk, tembakau, bawang merah, terung, kentang,kacangkacangan(kedelai,
kacang tanah).
SUMBER BACAAN
http://www.Wikipidia._agrotis_ipsilon.org.htm
Tidak ada komentar