Budidaya Tanaman
Benih Hibrida Tomat
BAB
I
PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang
Benih hibrida adalah benih yang
dikembangkan melalui persilangan dua induk dengan ciri-ciri tertentu, dan
hasilnya disilangkan kembali diantara keturunan-keturunan beberapa kali dan
proses persilangan merupakan rahasia perusahaan. Hasil persilangan terakhir
menunjukkan ciri-ciri keunggulan hanya sekali tanam saja, artinya keturunan
tersebut ditanam ulang maka keunggulan tersebut akan hilang. Benih ini yang
dipasarkan dalam skala global.
Fakta menunjukkan bahwa produktivitas
benih hibrida bisa lebih tinggi dari benih OP. Bahkan produktivitas benih
hibrida bisa mencapai dua kali lipat dibandingkan benih OP. Hal ini erat
kaitannya dengan sifat yang diturunkan benih hibrida tersebut yang sebagian
besar lebih mengutamakan peningkatan produksi. Tidak hanya terjadi pada benih
jagung, padi, namun juga pada sayuran. Namun demikian, pemilihan benih antara
hibrida dengan OP tentu saja dikembalikan pada si pembuat keputusan. Karena
bisa jadi tingginya hasil per tanaman yang ditunjukkan produktivitasnya sangat
penting atau tidak penting bagi petani tersebut. Sebagai contoh, bila di suatu
tempat konsumen yang mayoritasnya menyukai semangka tipe besar dan berat tentu
saja akan mendorong petani untuk memilih benih semangka yang memiliki hasil per
tanaman paling tinggi walaupun kualitas buah itu sendiri masih kurang
dibandingkan yang lain. Namun berbeda dengan tempat konsumen yang lebih
menyukai semangka dengan rasa sangat manis, segar dan daging merah. Tentu saja
benih semangka yang produktivitasnya tinggi tersebut menjadi tidak begitu
penting karena yang dipilih petani adalah semangka dengan buah ukuran sedang,
namun kualitasnya tinggi (rasanya manis, enak, dan menyegarkan).
Biaya Seperti yang telah disinggung
sebelumnya, untuk mendapatkan benih hibrida dibutuhkan proses yang panjang agar
diperoleh hasil terbaik. Untuk itu dibutuhkan biaya yang tidak sedikit dalam
penelitan dan pengembangannya., sehingga wajar apabila harga benih hibrida jauh
lebih tinggi dibandingkan harga benih OP. Perbedaaan biaya ini erat kaitannya
dengan biaya pembuatan benih, dan biaya riset. Namun demikian haruslah diakui
bahwa petani tidak akan merasa dirugikan untuk membayar harga tinggi dari benih
hibrida tersebut apabila hasilnya sesuai dengan yang diinginkan misalnya
berkaitan dengan hasilnya yang tinggi, maupun kualitas buah yang dihasilkan.
Artinya tingginya harga benih hibrida tidak akan sebanding dengan pendapatan
yang dihasilkan apabila hasil yang diperoleh memuaskan sesuai dengan keunggulan
dari varietas tersebut. Kualitas benih hibrida hanya bisa terbukti di lapangan
saat benih tumbuh menjadi tanaman, berapa persentase yang tumbuh? Bagaimana
keseragamannnya? Bagaimana kesesuaian tanaman dengan spesifikasi benih yang
ditawarkan dan lain sebagainya. Untuk itu dalam memilih benih hibrida,
pengujian sampel performance dari beberapa benih yang ada sebelum memutuskan
untuk membeli adalah cara yang bijaksana agar hasil yang dicapai sesuai dengan
yang diharapkan.
Berdasarkan kenyataan diatas maka
pemilihan benih OP maupun hibrida tetap dikembalikan pada pembuat keputusan.
Masing-masing jenis benih memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Pertimbangan biaya yang besar dari harga benih hibrida dapat ditutupi
(di-cover) dari produktivitas yang dihasilkan. Namun tentu saja hal ini
didukung dengan kualitas benih hibrida, pemeliharaan tanaman, faktor non teknis
(adanya musibah hama penyakit atau bencana alam) dan lain-lain. Setidaknya
pemilihan benih hibrida berkualitas merupakan awal yang baik dalam usahatani.
b. Tujuan
Untuk mengetahui keunggulan dan kerugian serta cara proses produksi
pada benih Hibrida tomat
BAB II
PEMBAHASAN
Klasifikasi
Tanaman Tomat
Klasifikasi Tanaman
Tomat
tomat |
Kingdom
|
Plantae
|
Difisi
|
Spermatophyta
|
Subdivisi
|
Angiospermae
|
Kelas
|
Dicotyladonae
|
Ordo
|
Solamales
|
Famili
|
Solaneceae
|
Genus
|
Lycopersicon
(Lycopersicum)
|
Species
|
Licopersicon
esculentum Mill
|
Buah tomat saat ini merupakan salah
satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi dan masih memerlukan
penanganan serius, terutama dalam hal peningkatan hasilnya dan kualitas
buahnya. Apabila dilihat dari rata-rata produksinya, ternyata tomat di
Indonesia masih rendah, yaitu 6,3 ton/ha jika dibandingkan dengan negara-negara
Taiwan, Saudi Arabia dan India yang berturut-turut 21 ton/ha, 13,4 ton/ha dan
9,5 ton/ha (Kartapradja dan Djuariah, 1992). Rendahnya produksi tomat di
Indonesia kemungkinan disebabkan varietas yang ditanam tidak cocok, kultur
teknis yang kurang baik atau pemberantasan hama/penyakit yang kurang efisien. Kebanyakan
varietas tomat hanya cocok ditanam di dataran tinggi, tetapi oleh Badan
Penelitian dan Pengambangan Pertanian telah dilepas varietas tomat untuk
dataran rendah, yaitu Ratna, Berlian, Mutiara serta beberapa varietas lainnya
(Purwati dan Asga, 1990).
Namun seringkali terjadi penanaman
tomat tanpa memperhatikan kualitasnya, sehingga hasil dan kualitas buahnya
sangat rendah. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan tomat yang semakin
tinggi maka penelitian perlu diarahkan untuk meningkatkan hasil dan kualitas
buah tomat dengan menanam varietas-varietas unggul.Kemampuan tomat untuk dapat
menghasilkan buah sangat tergantung pada interaksi antara pertumbuhan tanaman
dan kondisi lingkungannya. Faktor lain yang menyebabkan produksi tomat rendah
adalah penggunaan pupuk yang belum optimal sertta pola tanam yang belum tepat.
Upaya untuk menanggulangi kendala tersebut adalah dengan perbaikan teknik
budidaya. Salah satu teknik budidaya tanaman yang diharapkan dapat meningkatkan
hasil dan kualitas tomat adalah pemilihan benih tomat.
Kata tomat berasal dari bahasa
Aztek, salah satu suku Indian yaitu xitomate atau xitotomate. Tanaman tomat berasal
dari negara Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke
wilayah yang beriklim tropik, sebagai gulma. Penyebaran tanaman tomat ini
dilakukan oleh burung yang makan buah tomat dan kotorannya tersebar
kemana-mana. Penyebaran tomat ke Eropa dan Asia dilakukan oleh orang Spanyol. Tomat
ditanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan demikian, tanaman
tomat sudah tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik.
Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan.
Dari sekian banyak varietas tomat
yang ada, yang banyak ditanam petani adalah tomat varietas ratna, berlian, precious
206, kingkong dan intan. Sedangkan dari hasil survei yang telah dilakukan di
lapangan varietas yang digunakan adalah varietas Artaloka. Tanaman tomat
merupakan bagian dari komponen pangan telah terbukti memberi nilai lebih kepada
petani yang membudidayakan tanaman ini. Umur produksi yang pendek, tingkat
kebutuhan yang selalu meningkat, serapan pasar yang cenderung bertambah dari
waktu kewaktu merupakan beberapa hal yang turut menciptakan peluang positif
bagi para petani.
Sebagai bagian dari tanaman pangan,
tanaman ini juga turut berkontribusi terhadap ketahanan pangan dunia secara
umum, sumber pendapatan prospektif petani secara khusus. Ditunjang dengan
kondisi nilai poduk dan kondisi pasar yang positif, akan turut memperkuat daya
dukung kesejahteraan petani khususnya yang membudidayakan tanaman ini. Hal ini
akan turut berkontribusi pada diversifikasi penyediaan produk-produk pangan
bagi dunia, pada akhirnya akan turut memperkuat ketahanan pangan dunia.
Proses
pembuatan Benih Hibrida Tanaman Tomat
Benih hibrida merupakan benih hasil
persilangan antara dua varietas tanaman sejenis yang berbeda sifat induknya
untuk didapatkan sifat unggul dari masing-masing induknya. Misalnya
persi-langan antara tomat a dengan tomat b. Meskipun sama-sama tomat namun
keduanya berbeda sifatnya misalnya tomat a bersifat buah lebat tapi tidak tahan
penyakit. Sedangkan tomat b adalah buahnya sedikit namun tahan penyakit.
Seorang breeder akan berusaha mendapatkan tomat unggul dengan menggabungkan
kedua sifat unggul tersebut sehingga didapatkan tomat yang berbuah banyak
sekaligus tahan penyakit. Proses untuk mendapatkan sifat unggul tersebut
sangatlah panjang, bahkan tidak jarang ditemui kebuntuan. Varietas yang
melahirkan sifat unggul itulah yang dinamakan dengan hibrida (F1). Meskipun
sudah didapat varietas tersebut, tidak serta merta langsung dilepas ke pasaran
karena ada tahapan-tahapan khusus yang harus dilalui agar benih tersebut bisa
dijual bebas. Diantaranya proses purity (kemurnian), kemampuan adaptasi tumbuh,
serta pengujian multilokasi. Penemuan sifat unggul yang membutuhkan proses
panjang memang membutuhkan biaya yang sangat besar sehingga wajar apabila
harganya bisa lebih mahal dari benih OP maupun komposit. Turunan dari benih
hibrida yaitu (F2) yang merupakan hasil perkawinan F1 x F1 akan menghasilkan
tanaman yang tidak seperti benih hibrida lagi karena dalam F2 tersebut semua
sifat-sifat yang diwarisi leluhurnya akan kembali muncul baik itu sifat dominan
(sifat unggul) maupun resesifnya (sifat lemah). Sehingga sangat tidak
disarankan bagi petani untuk menggunakan benih dari turunan hibrida.
Kultur
Teknis Persiapan Tanam Tomat Hibrida
Setelah tanah diolah dengan baik dan
dibuat bedengan dengan lebar 1 m tinggi 20 cm pada musim kemarau dan 35 cm pada
musim penghujan, jarak antar bedengan 50 cm untuk memudahkan drainase pada
musim penghujan. Mulsa plastik atau jerami dapat digunakan untuk menutupi
permukaan tanah. Bila temperatur >28°C, mulsa plastik harus ditutupi jerami.
Jumlah tanaman adalah 33 000/ha untuk indeterminat, dan 16 000/ha untuk
determinat.
Hal
yang dilakukan yaitu :
Perlakuan
benih.
Diperkirakan 250 g benih (sekitar
70.000 biji) diperlukan untuk tipe indeterminat dan 125 g untuk tipe determinat
diperlukan untuk 1 ha. Benih disemai di pesemaian atau baki pesemaian sedalam
0,5 cm, 750 - 900 biji/persemaian. Bila sudah berdaun 2 (8 hari setelah semai),
semaian dibumbun, dan dipelihara di persemaian.
Pemupukan
Untuk hasil yang optimum, tanaman
tomat perlu diberi pupuk organik dan anorganik. Total N (kg/ha) yang diperlukan
untuk mencapai target hasil buah diperkirakan dengan kelipatan 2,4. Sedangkan
untuk P205 dan K20 diperkirakan dengan kelipatan pengambilan N masing masing
dengan 0,35 dan 1,45. Sebagai contoh: untuk potensi hasil tomat 40 ton/ha
iperlukan 40 x 2,4 = 96 kg N. Utuk P205 96 x 0.35 = 34 kg, dan K20: 96 x 1.45
=140 kg. Di daerah Tropis biasanya pemupukan berkisar 60 -120 kg N/ha, 60-140
kg P205/ha dan 60-120 kg K20 /ha, setengahnya diberikan sebagai pupuk dasar dan
sisanya diberikan sebagai pupuk susulan pada pembentukan buah pertama
Pengairan
Diperlukan pengairan cukup pada
setiap stadia pertumbuhan tomat terutama untuk tipe indeterminat. Pengairan
diperlukan terutama dalam periode satu bulan setelah pemindahan ke lapangan.
Bila perakaran sudah berkembang, pengairan yang lebih diperlukan, akan tetapi
dengan frekuensi yang lebih jarang, disesuaikan dengan kebutuhan. Tanaman tomat
tidak tahan terhadap genangan air, karena itu harus segera dikeringkan antara
1-3 hari.
Pemeliharaan.
Turus diberikan agar tanaman tidak
menyentuh tanah, dan menambah ukuran dan jumlah buah, memudahkan penyemprotan
dan mengurangi busuk buah. Pada tipe indeterminat, pemberian turus memudahkan
pemangkasan dan pemeliharaan lainnya. Pemangkasan tunas untuk membatasi tunas
yang tumbuh dapat mempercepat kematangan buah, mendorong keseragaman buah dan
ukuran buah yang lebih besar, memperbaiki sirkulasi udara diantara kanopi
tanaman yang memudahkan penyemprotan dan mengurangi penyakit. Pemangkasan dapat
juga dilakukan terhadap bunga, sehingga buah yang dihasilkan berukuran lebih
besar dan seragam sesuai dengan yang diharapkan atau harga. Gulma dapat
menyaingi cahaya, air dan hara, serta dapat menjadi inang patogen. Penyiangan
dengan manual atau penggunaan mulsa organik dapat dilakukan.
E. Pengendalian
hama dan penyakit tanaman
Periksalah terjadinya serangan hama
dan penyakit di lapangan sebelum mengambil tindakan pengendalian. Gunakan
pestisida yang sesuai dan tepat untuk target sasaran, serta sesuaikan dengan
anjuran keselamatan mausia dan lingkungan. Penyakit yang biasa menyerang
tanaman tomat, antara lain : Busuk daun (Phytophthora infestans), Xanthomonas
campestris pv. Vesicatoria, Alternaria solani, Stemphyllium solani, Ralstonia
solanacearum, Sclerotium rolfsii, Fusarium oxysforum f.sp lycopersici, Tomato
Yelow Leaf Curl Virus (TYLCV). Sedangkan hama yang biasa menyerang tomat: ulat
buah (Helicoverpa armigera), nematoda bengkak akar (Meloidogyne incognita, M.
Javanica, M. Arenaria). Selain penggunaan pestisida, pengendalian hama dan
penyakit dapat dilakukan juga dengan rotasi tanaman, menanam varietas yang
resisten, penggunaan sprikler (bemissia), drainase, pH tanah di atas 5.5,
dengan penyiraman yang teratur, pemupukan dengan larutan pupuk ZA 0,5% (0,5
g/I), 0,25% urea atau 0,1% larutan nitrophoska. Penyemprotan fungisida seperti
Captan atau Thiram utuk mengurangi damping off. Hama seperti: Bemissia, thrips
dan aphids dapat menularkan virus. Untuk menghindarkannya, tutupi pesemaian
dengan kain jala 60 mesh. Bila semaian sudah mempunyai 4-5 daun, tambah
penyinaran 6-9 hari sebelum semaian dipindahkan ke lapangan.
Panen
Tomat dapat dipanen pada beberapa
stadia buah, tergantung keperluan pasar dan pemasarannya. Untuk pengangkutan
jauh, tomat dapat dipanen pada stadia breaker (tidak lebih dari 10% permukaan
buah berwarna kekuningan, merah muda atau merah. Penanganan paska panen akan
mempengaruhi kualitas buah. Hindarkan kerusakan buah, dan jangan mencampur buah
yang rusak dengan buah yang mulus. Panen sebaiknya dilakukan pada cuaca sejuk
di pagi hari. Tempatkan buah pada tempat sejuk dan terlindung dengan ventilasi
yang balk, serta kelembaban 85 - 90%.
Produksi
Benih Hibrida Tomat
A. Persyaratan
Tanah
pH tanah harus dipertahankan pada
6,5 kalau perlu dengan pengapuran. Persiapan tanah dan pemupukan hampir sama
dengan untuk produksi buah, atau lebih tinggi terutama kandungan phosfor.
Pemberian N biasanya setengah dari pemberian kalium untuk memelihara
keseimbangan antara pembungaan dan pertumbuhan vegetatif.
B. Isolasi
Tomat merupakan tanaman menyerbuk
sendiri, akan tetapi penyerbukan silang dapat terjadi karena selalu ada
kemungkinan serangga membawa tepung sari dari luar, atau adanya serangga yang
mampu menyerbukkan silang, atau bunga dengan putik yang panjang hingga
memungkinkan terjadinya serbuk silang. Jarak isolasi minimum antara varietas
yang berbeda antara 30 - 200 m, untuk menghindarkan pencampuran sewaktu panen.
Untuk varietas hibrida, jarak yang diperlukan tidak lebih dari 2 m.
C. Roguing
Tanaman yang menyimpang secara
morfologis harus dicabut dan dibuang. Roguing dilakukan sebelum pembungaan,
pada masa pembungaan awal, dan pada saat buah pertama matang.
D. Panen
dan Prosesing Benih
Buah matang dipanen, terutama buah
hasil persilangan dipanen dari galur betina yang biasanya terdapat label pada
kalik. Buah matang dipotong melintang, kemudian dikeluarkan biji dengan lapisan
beningnya ke dalam wadah yang disediakan. Pisahkan kulit dan bagian buah yang
terbawa. Biji kemudian difermentasi sampai 3-5 hari pada 20-25°C. Bila lapisan
bening sudah pecah, biji dikocok beberapa kali untuk proses fermentasi yang
seragam dan mencegah perubahan warna biji. Proses fermentasi jangan sampai
melampaui masa pecahnya lapisan bening biji, karena dapat menyebabkan
perkecambahan dini. Biji kemudian dicuci dengan air kemudian saring, dan hal
ini dilakukan beberapa kali sampai biji bersih. Pengeringan dapat dilakukan
setelah air ditiriskan melalui kain, kemudian biji dihamparkan pada alas yang
sesuai dan dikeringkan di bawah sinar matahari, sesekali dibalikkan. Benih yang
kering kemudian disimpan di tempat kering dan kedap udara, seperti halnya
menyimpan benih sayuran lainnya.
E. Faktor
Positif dan Negatif benih Hibrida
Umumnya, pembibitan tomat dilakukan dengan
menggunakan biji. Supaya kualitas dan kuantitas produksi terjamin, gunakan
benih tomat unggul hibrida yang sudah banyak dijual di pasaran. Faktor posotif
dari benih tomat hibrida sebagai berikut.
- Pertumbuhan
tanaman sangat cepat dan berumur genjah.
- Sangat
responsif terhadap perlakuan pemupukan tinggi.
- Buah
yang dihasilkan lebih berkualitas dan bobotnya lebih berat dibandingkan
dengan tomat biasa.
- dengan
perlakuan yang sama, produksi setiap tanaman dan setiap luas tanam lebih
besar dibandingkan dengan tomat biasa.
Sementara
itu, faktor negatif dari benih tomat hibrida sebagai berikut.
- Peka
terhadap serangan hama dan pengakit.
- Biaya
yang diperlukan untuk perawatan cukup besar karena membutuhkan perawatan
yang intensif.
- Bibit
dari tanaman sendiri atau F2, F3, dan seterusnya tidak bisa ditanam
kembali karena kualitas dan kuantitasnya akan menurun atau tidak sebaik
induknya.
DAFTAR PUSTAKA
Tugiyono,
Herry. 2007. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya: Jakarta.
Memperkokoh
Sistem Pertanian Nasional. Gerakan Terpadu Peduli Pertanian, Undip Semarang. 21 pp.
Sutopo
L, 1990. Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Raymond
AT. George.1999. Vegetable Seed Production. CABI Publishing: 214-230.
Sangat membantu perihal pemahaman perihal varietas hybrida. Trims
BalasHapus
BalasHapusSaya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut