Budidaya Tanaman
"Syarat Tumbuh Tanaman Pekebunan"
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Semua
jenis tanaman pertanian yang berbasis lahan untuk dapat tumbuh atau hidup dan
berproduksi memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu, yang kemungkinan
antara yang satu dengan yang lainnya berbeda. Persyaratan tumbuh tersebut
meliputi energi radiasi, temperatur, kelembaban, oksigen, dan hara. Disamping
itu persyaratan yang menyangkut kualitas lahan yaitu media perakaran seperti
drainase dan aerasi, tekstur, struktur dan konsistensi tanah, serta kedalaman
efektif.
Perkebunan di negara
kita sangat berperan penting baik itu di bidang ekonomi maupun sosial karena
dapat menghasilkan devisa yang cukup besar untuk membangun bangsa dan negara
ini. Dari perkebunan dapat di hasilkan komoditi ekspor terbesar setelah sub sektor
pertambangan minyak dan gas serta kehutanan, kita tidak dapat mengabaikan
perananya di dalam negara karena selain merupakan sumber energi bagi industri
pengolahan hasil perkebunan, juga dapat menyerap banya k tenaga kerja karena
pada dasarnya yang dikelola adalah jenis tanaman yang sulit digarap secara
mekanis terutama tanaman keras/tahunan. Hal ini memberi dampak yang positif
bagi pelestarian alam sekitar (pengawetan tanah dan air) yang dapat menciptakan
kehidupan sehat dan kawasan yang luas yang sangat penting.
Hampir separuh (45%)
wilayah indonesia adalah daerah perbukitan dan pegunungan yang dicikan dengan
topo-fisiografi yang sangat beragam, menjadi peluang dalam pengembangan
budidaya perkebunan dilahan pegunungan karena memiliki posisi strategis dan
pembangunan pertanian nasional, yang selain memberikan manfaat bagi jutaan
petani, lahan pertanian juga berperan penting dalam menjaga funsi lingkungan
daerah aliran sungai (DAS) dan penyangga daerah di bawahnya.
Pemerintah indonesia masih menggalakkan
budidaya perkebunan tanaman terutama di daerah-daerah luar jawa yang masih luas
wilayahnya. Budidaya perkebunan ini untuk memenuhi kebetuhan masyarakat akan
tanaman tahunan seperti karet, kopi, kakao, dan kelapa sawit. Selain itu, hasil
dari budidaya perkebunan merupakan produk yang bernilai tinggi karena dapat
dijual dan diekspor ke luar negri.
Secara umum budidaya
perkebunan sama dengan tanaman budidaya tanaman pangan lainnya. Perbedaannya
adalah tanaman perkebunan merupakan tanaman keras yang umur produksinya
tahunan. Iklim dan kondisi lahan merupakan syarat tumbuh yang perlu diperhatikan dalam budidaya
tanaman perkebunan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perkebunan adalah segala kegiatan yang
mengusahakan tanama tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam
ekosistem yang sesuai; mengolah, dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman
tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta
manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan
masyarakat.Tanaman yang ditanam bukanlah tanaman yang menjadi makanan pokok
maupun sayuran untuk membedakannya dengan usaha ladang dan hortikultura sayur
mayur dan bunga, meski usaha penanaman pohon buah masih disebut usaha perkebunan.
Tanaman yang ditanam umumnya berukuran besar dengan waktu penanaman yang
relatif lama, antara kurang dari setahun hingga tahunan.
Pertumbuhan merupakan
proses pertambahan volume dan jumlah sel yang mengakibatkan bertambah besarnya
organisme. Pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya pembelahan mitosis, dan
bersifat irreversiabel artinya organisme yang tumbuh tidak akan kembali ke
bentuk semula. Pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya pembelahan mitosis
(Istamar, 2003). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara
faktor-faktor yang terdapat dalam tubuh organisme, seperti sifat genetika yang
ada dalam gen dan hormon yang merangsang pertumbuhan.
Pertumbuhan pada tumbuhan memerlukan syarat-syarat sebagai
berikut:
- CO2 dan air Keduanya merupakan bahan baku untuk pembentukan makanan melalui peristiwa fotosintesis. Makanan yang terbentuk merupakan sumber energi untuk berbagai aktivitas kehidupan.
- Cahaya Untuk terjadinya peristiwa fotosintesis, selain CO2 dan air, cahaya (sinar matahari) merupakan syarat mutlak supaya fotosintesis bisa berlangsung. Ketersediaan makanan akan mempengaruhi pembelahan sel yang selanjutnya berpengaruh terhadap pertumbuhan.
- Suhu Tumbuhan tidak dapat mengadakan pertumbuhan bila suhu terlalu rendah atau terlalu tinggi.
- Suhu sangat berpengaruh terhadap aktivitas kehidupan, seperti transpirasi (penguapan), fotosintesis serta respirasi. Suhu yang ideal untuk pertumbuhan adalah 10 – 38 derajat celsius.
- Mineral untuk mendukung proses pertumbuhan, tumbuhan memerlukan unsur-unsur mineral yang diambil dari lingkungan, seperti nitrogen, phosphor, dan kalium.
- Habitat (tempat hidup) tempat hidup yang ideal bagi tumbuhan adalah tempat hidup yang mampu menyediakan segala kebutuhan dasar untuk hidup seperti CO2, air, suhu, mineral serta cahaya matahari sehingga memberikan kesempatan bagi tumbuhan untuk tumbuh secara maksimal.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
Syarat
Tumbuh Tanaman Sawit
a. Iklim
Kelapa Sawit dapat tumbuh
dengan baik di daerah tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di
ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit
membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm.
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah
tropika basah disekitar lintang utara-selatan 12o pada ketinggian 0-500 dpl.
Curah hujanoptimum yang diperlukan tanaman kelapa sawit rata-rata 2000-2500
mm/tahun.Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat dan
memacupembentukan bunga dan buah pada tanaman sawit. Lama penyinaran antara5-7
jam/hari. Selain itu juga membutuhkan suhu yang optimum sekitar 24-28o C.Selain
itu tanaman kelapa sawit juga membutuhkan kelembaban optimum yaitu80%, dan
kecepatan anginnya 5-6 . km/jam untuk membantu proses penyerbukan. (Fauzi dkk,
2006).
v Tinggi Tempat
Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga
ketinggian tempat1000 m dpl, namun pertumbuhan optimal pada ketinggian maksimum
400 m dpl, dengan kemiringan 0-12o atau 21%. Kesuburan tanah bukan merupakan
syarat mutlak bagi perkebunan kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh
diberbagai jenis tanah, yang penting tidak kekurangan air pada musim kemarau
dan tidak tergenang air pada musim hujan, karena drainase tanah
dilokasinperkebunan harus baik dan lancar (Sunarko, 2007).
v Sinar Matahari
Tanaman
kelapa sawit merupakan jenis tanaman yang membutuhkan penyinaran yang normal
dimana lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit antara 5-7
jam/hari. Oleh karena kebutuhan cahaya ini maka jarak tanam kelapa sawit harus
dibuat dengan ukuran 9m x 9m x 9m sehingga semua tanaman akan mendapatkan
cahaya yang cukup untuk menghindari etiolasi.
v Curah hujan
Kelapa
sawit memerlukan curah hujan yang sangat tinggi yaitu 1.500 - 4.000 mm
pertahun, sehingga kelapa sawit akan berbuah lebih banyak di daerah dengan
curah hujan yang tinggi. Dari hasil beberapa penelitian hal ini terbukti dimana
jumlah pelepah yang dihasilkan tanaman kelapa sawit yang di tanam di Papua
lebih banyak dibandingkan dengan yang di tanam di daerah Sumatera. Di Papua
Kelapa sawit dapat menghasilkan 28 – 30 pelepah pertahun sedangkan di sumatera
hanya menghasilkan 26 - 28 Pelepah setiap tahunnya.
v Temperatur
Temperatur
optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit 24 - 28oC. Jadi ketinggian tempat
yang ideal untuk kelapa sawit antara 1-500 m dpl (di atas permukaan laut).
Kelembaban optimum yang ideal untuk tanaman kelapa sawit sekitar 80-90% dan
kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.
b.
Tanah
Kelapa
sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu,
Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai.
Produksi kelapa sawit lebih tinggi jika di tanam di daerah bertanah Podzolik
jika dibandingkan dengan tanah berpasir dan gambut. Tingkat keasaman (pH)
yang optimum untuk sawit adalah 5,0- 5,5. Kelapa sawit menghendaki tanah yang
gembur, subur, datar, berdrainase (beririgasi) baik dan memiliki lapisan solum
cukup dalam (80 cm) tanpa lapisan padas. Untuk mencapai tingkat keasamaan ini
maka di daerah gambut diperlukan perlakuan pemberian pupuk Dolomit atau
Kieserite dalam jumlah yang lebih besar bila dibandingkan dengan kelapa sawit
yang di tanam di tanah darat.
Kemiringan
lahan kebun kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15°. Jika kemiringan lahan
sudah melebihi 15° maka diperlukan tindakan konservasi tanah berupa pembuatan
terasan, tapak kuda, rorak dan parit kaki bukit.
3.2. Syarat Tumbuh Tanaman
Karet
a. Iklim
Daerah
yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150 LS dan 150 LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman
karet agak terhambat sehingga memulai
produksinya juga terlambat.
v Curah
hujan
Tanaman
karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun,dengan hari hujan
berkisar antara 100 sd. 150
HH/tahun. Namun demikian,
jikasering hujan pada pagi hari, produksi
akan berkurang.
v Tinggi
tempat
Pada
dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m dari
permukaan laut. Ketinggian > 600 m
dari permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet. Suhu optimal diperlukan berkisar antara 250C
sampai 350C.
v Angin
Kecepatan
angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk penanaman karet..
b.
Tanah
Lahan
kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah
dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal
ini disebabkan perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet dapat dilaksanakan
dengan lebih mudah dibandingkan dengan
perbaikan sifat fisiknya. Berbagai jenis tanah dapat sesuaidengan syarat tumbuh
tanaman karet baik tanah vulkanis muda
dan tua,bahkan pada tanah gambut < 2 m.
Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama
struktur, tekstur, sulum, kedalaman air
tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat ,kimianya secara umum kurang baik
karena kandungan haranya rendah.
Tanah
alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan
aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3, 0 - pH 8,0 tetapi
tidak sesuai pada pH <3,0 dan > pH 8,0. Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet
pada umumnya antara lain :
Ø Sulum
tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas
Ø Aerase
dan drainase cukup
Ø Tekstur
tanah remah, poreus dan dapat menahan air
Ø Struktur
terdiri dari 35% liat dan 30% pasir
Ø Tanah
bergambut tidak lebih dari 20 cm
Ø Kandungan
hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro
Ø Reaksi
tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5.
Ø Kemiringan
tanah < 16% dan
Ø Permukaan
air tanah < 100 cm.
3.3.
Syarat Tumbuh Tanaman Kakao
a.
Iklim
Ditinjau
dari wilayah penanamannya, cokelat ditanam pada daerah-daerah yang berada pada
10oLU-10oLS. Areal penanaman cokelat yang ideal adalah
daerah-daerah bercurah hujan 1.100-3.000 mm/tahun. Suhu udara ideal bagi
pertumbuhan cokelat adalah 30-32oC (maksimum) dan 18-21oC
(minimum). Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia, suhu udara 25–26oC
merupakan suhu udara rata-rata tahunan tanpa faktor pembatas. Karena itu,
daerah-daerah tersebut sangat cocok jika ditanami cokelat. Cahaya matahari yang
terlalu banyak menyoroti tanaman cokelat akan menyebabkan lilit batang kecil,
daun sempit dan tanaman relatif pendek.
b.
Tanah
Pertumbuhan
bibit tanaman kakao terbaik diperoleh pada tanah yang didominasi oleh
mineral liat smektit dan berturut-turut diikuti oleh tanah yang
mengandung khlorit, kaolinit dan haloisit.b) Tanaman cokelat dapat
tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki keasaman (pH) 6-7,5; c)
Air tanah yang mempengaruhi aerasi dalam rangka pertumbuhan dan serapan hara.
Untuk itu, kedalam air tanah diisyaratkan minimal 3 m, d) Faktor
kemiringan lahan sangat menentukan kedalaman air tanah. Pembuatan teras pada
lahan yang kemiringannya 8% dan 25% masing-masing dengan lebar minimal 1 m dan
1,5 m. Sedangkan lahan yang kemiringannya lebih dari 40% sebaiknya tidak
ditanami cokelat. Daerah yang cocok untuk penanaman cokelat adalah
lahan yang berada pada ketinggian 200-700 m dpl.
3.4.
Syarat Tumbuh Tanaman Kopi
a.
Iklim
Setiap
jenis kopi memerlukan tinggi tempat dari permukaan laut dan temperatur yang
berbeda-beda. Jenis Arabika dapat hidup pada 1000-1700 m diatas permukaan laut
dengan suhu 16 -20ºC. Jnis Robusta dapat hidup pada 500-1000 m diatas permukaan
laut tetapi yang baik 800 m diatas permukaan laut dengan suhu 20ºC. Pertanaman
kopi arabika yang dekat permukaan laut banyak diserang penyakit karat daun,
sedang ketinggian lebih dari 2000 m
sering diganggu embun upas. Jenis Liberica dapat hidup baik didaratan rendah.
Curah
hujan yang dibutuhkan tanaman kopi minimal dalam 1 tahun 1000-2000 mm, optimal
2000-3000 mm sedang di Indonesia curah hujan terletak 2000 - 3000 mm. Kopi
robusta menghendaki musim kemarau 3-4 bulan, tetapi pada waktu itu harus sering
ada hujan yang cukup. Musim kering dikehendaki maximal 1,5 bulan sebelum masa
berbunga lebat, sedangkan masa kering sesudah berbunga lebat sedapat mungkin
tidak melebihi dua minggu. Pohon kopi tidak tahan terhadap angin yang kencang,
lebih-lebih dimusim kemarau, karena angin ini akan mempertinggi penguapan air
dipermukaan tanah dan juga dapat mematahkan pohon pelindung, untuk mengurangi
hal-hal tersebut ditepi-tepi kebun ditanam pohon penahan angin.
b.
tanah
Syarat tanah yang dikehendaki adalah: Mempunyai solum yang
cukup dalam gembur dengan bahan organik yang cukup, karenanya sangat cocok
ditanam pada tanah bekas hutan, keasaman (pH) tanah 5,5 - 6,5,Air tanah cukup dalam.
BAB IV
PENUTUP
a. kesimpulan
Kesmimpulan dalam syarat tuumbuh tanaman perkebunan ini adalah, Rata-rata
tanaman di kenal sebagai tanaman tahunan, oleh sebab itu syarat tumbuh sangat
menentukan produktifitas dari hasilnya.
Kelapa
Sawit, Karet, Kakao dan Kopi merupakan tanaman yang sangat peka terhadap suhu
sehingga apabila suhu tak sesuai dengannya maka perkembangan tanamanpun menjadi
terhambat sehingga menghasilkan produk yang kurang baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Fauzi dkk, 2006. Kelapa Sawit. Kanisius, Yogyakarta.
Sastrosayono, 2003. Budidaya Kelapa Sawit. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengelolaan
Kelapa Sawit. AgroMedia Pustaka, Jakarta
materinya bagus. izin untuk copy mas.
BalasHapus