Budidaya Tanaman
Ilmu tanah
"PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN JUMLAH TANAMAN PER POT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BENIH PADI (Oryza sativa)"
BAB
I
PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang
Padi
(oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia.
Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di
Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat
ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan
menanam padi di sawah.
Sistem
penanaman padi di sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah secara
sempurna seraya petani melakukan persemaian. Mula-mula sawah dibajak,
pembajakan dapat dilakukan dengan mesin, kerbau atau melalui pencangkulan oleh
manusia. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 2-3 hari. Namun di beberapa
tempat, tanah dapat dibiarkan sampai 15 hari. Selanjutnya tanah dilumpurkan
dengan cara dibajak lagi untuk kedua kalinya atau bahkan ketiga kalinya 3-5
hari menjelang tanam. Setelah itu bibit hasil semaian ditanam dengan cara
pengolahan sawah seperti di atas (yang sering disebut pengolahan tanah
sempurna, intensif atau konvensional) banyak kelemahan yang timbul penggunaan
air di sawah amatlah boros. Padahal ketersediaan air semakin terbatas. Selain
itu pembajakan dan pelumpuran tanah yang biasa dilakukan oleh petani ternyata
menyebabkan banyak butir-butir tanah halus dan unsur hara terbawa air irigasi.
Hal ini kurang baik dari segi konservasi lingkungan.
Padi
merupakan tanaman yang membutuhkan air cukup banyak untuk hidupnya. Memang
tanaman ini tergolong semi aquatis yang cocok ditanam di lokasi tergenang.
Biasanya padi ditanam di sawah yang menyediakan kebutuhan air cukup untuk
pertumbuhannya. Meskipun demikian, padi juga dapat diusahakan di lahan kering
atau ladang. Istilahnya adalah padi gogo. Namun kebutuhan airnya harus
terpenuhi.
b. Tujuan
Untuk melihat pengaruh pupuk NPK
pertumbuahan dan produksi benih dan tanaman padi di dalam pot dengan perlakuan
2 tanaman dalam 1 pot dan tanpa pemberian pupuk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Klasifikasi tanaman padi (Oriza sativa)
Tanaman
padi merupakan tanaman semusim yang termasuk golongan rumput-rumputan (Sucipto,
2009).Berdasarkan literatur Grist(1960), padi dalam sistematika tumbuhan
diklasifikasikan kedalam:
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub
divisio : Angiospermae
Classis : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Graminae
Genus : Oryza
Species : Oryza sativa L.
Krisis
pangan juga terjadi akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan dan
perumahan yang telah terakumulasi selama bertahun-tahun. Badan Ketahanan Pangan
Nasional menyatakan konversi lahan pertanian di lndonesia pada 2009 luasnya
mencapai 110 ribu hektare per tahun yang digunakan untuk kegiatan lain. Tekanan
alih fungsi lahan sawah beririgasi semakin meningkat dari tahun ke tahun,
dimana tekanan tersebut dipicu adanya kebutuhan untuk berbagai peruntukan yang
lebih bernilai ekonomis. Secara nasional, dari data diperkirakan laju konversi
lahan sawah beririgasi untuk telah mencapai 40.000 ha pertahun. Konversi ini
sebagian besar terjadi di Jawa. Bila produksi gabah kering giling (GKG)
rata-rata 6 tonlhalsekali panen dan dalam satu tahun tanam padi dua kali, maka
produksi GKG nasional menyusut 4.840.000 ton per tahun. Suatu angka yang cukup
signifikan. Di sisi lain, laju pencetakan sawah baru sangat kecil bahkan tidak
ada. Kendala utama dalam melakukan pencetakan sawah baru selian mahal juga
terhambat oleh proses lambatnya sertifikasi dan pemetaan lahan (Edward, 2012).
2. Faktor pertumbuhan tanaman Padi (Oriza sativa)
Menurut
AAK (2003), iklim merupakan faktor penting untuk pertumbuhan tanaman padi.
Tanaman padi tumbuh baik di daerah berhawa panas dan tempatnya terbuka serta
banyak sinar matahari, terutama padi pada masa berbunga. Temperatur optimum
untuk pertumbuhan dan perkembangannya adalah antara 20-30 C. padi memerlukan
curah hujan rata-rata 200 mm/bulan atau lebih. Curah hujan yang cocok untuk
padi bisa tumbuh dengan baik adalah 1500-2000 mm/tahun. Tanah yang baik untuk
tanaman padi sawah adalah berstruktur lemah dan mengandung liat. Tanah lapisan atas
antara 15-30 cm harus merupakan lumpur yaitu suatu struktur butir tanah yang
serba sama dan dapat menahan air.
Salah
satu kendala produksi padi dan lingkungan adalah kehilangan unsur-unsur makro
yang dibutuhkan tanaman, seperti unsur N dan K, sehingga tanaman tidak mampu
memberikan hasil produksi yang optimal karena pertumbuhannya kurang baik
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan produksi padi, salah satunya
adalah dengan intensifikasi pertanian. Pada mulanya usaha intensifikasi
pertanian banyak menggunakan bahan kimia buatan yaitu pupuk anorganik berupa
urea dan KCl. Pupuk urea banyak digunakan karena mengandung kadar N murni
sebesar 46 % dan pupuk KCl mengandung kadar K sebesar 60-63 %. Namun pada
penggunaan yang berlebihan pupuk anorganik dapat mengakibatkan dampak negatif
pada kesuburan tanaman dan lingkungan, mengurangi kandungan bahan organik
tanah, perubahan sifat kimia dan kimia tanah serta membengkaknya biaya
produksi. Penggunaan kompos azolla tunggal maupun dikombinasikan dengan pupuk
anorganik sangat berperan meningkatkan produktivitas lahan sawah melalui
perbaikan struktur tanah dan penyediaan unsur hara (Anna, 2006).
=======================================================================
BAB III
METODELOGI PELAKSANAAN
A. Tempat dan Waktu
Tempat di laksanaka pratikum pada Rumah
kaca Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Dan waktu di laksanakan
pratikum pada Hari sabtu jam 09.00 wib.
B.
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pratikum ini
adalah Pot sebagai media pertumbuhan Padi. Bahan yang digunakan adalah tanah
yang telah di campur pupuk kandang agar pertumbuhan Padi optimal.
C. Cara kerja
1. Pot
yang telah tersedia di isi tanah sesuai dengan kebutuhan padi
2. Kemudian
dilakukan pelumpuran dengan menambahkan air ke dalam pot dengan cara mengaduk
hingga tidak ada lagi bongkahan-bongkahan tanah
3. Kemudian
pembibitan padi dilakukan pada laboratorium dengan waktu 3 hari.
4. Setelah
bibit telah mengeluarkan akar awal, bibit di semai pada pot yang telah
tersedia.
5. Pelumpuran
di lakukan setiap kali masuk agar bibit tanaman mampu menembus tanah dan mampu
berkembang dengan baik.
6. Kemudian
pindahkan pot kedalam paranet dan jangan lupa untuk menyiram dan memasukkan
air, sebab tanaman padi sangat banyak membutuhkan air.
7. Kemudian
tanaman padi yang berada di dalam pot di pindahkan kerumah kaca dan susun
menurut perlakuan masing-masing, fungsinya agar air yang tertumpah kedalam
paranet tidak masuk kedalam paranet dengan perlakuan tanpa pupuk. Dan
pemindahan kedalam rumah kaca agar padi tidak terserang oleh hama yang berada
di luar rumah kaca.
8. Pengamatan
pertumbuhan padi di lakukan pada hari sabtu waktu pratikum yaitu jam 09.00 wib
setiap hari sabtu.
9. Namun
pada minggu ke-4 tidak di amati dan diganti minggu ke- 5 sebab sebagian besar
mahasiswa melakukan praktek studi lapang.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
No
|
Minggu
|
Jumlah daun (Helai)
|
Jumlah anakan
|
Tinggi Tanaman (cm)
| |||
Padi
1
|
Padi
2
|
Padi
1
|
Padi
2
|
Padi
1
|
Padi
2
| ||
1
|
Pertama
|
3
|
3
|
2
|
2
|
23,5
|
22,5
|
2
|
kedua
|
-
|
-
|
6
|
5
|
45,5
|
38
|
3
|
ketiga
|
-
|
-
|
9
|
7
|
52
|
49,5
|
4
|
keempat
|
-
|
-
|
Libur
|
-
|
-
|
-
|
5
|
Kelima
|
-
|
-
|
13
|
11
|
70
|
65
|
6
|
Keenam
|
-
|
-
|
15
|
12
|
-
|
-
|
7
|
ketujuh
|
16
|
12
|
Tabel Data Hasil penanaman Tanaman
padi (Oriza
sativa), (P0K2)
Keterangan :
P = Pemberian pupuk
K = Jumlah Tanaman
Minggu I / Sabtu, 29
Maret 2014, Minggu II/ Sabtu, 5 April 2014, Minggu
III/ Sabtu, 12 April 2014, Minggu IV/ Sabtu, 19 April 2014,
Minggu
V / Sabtu, 26 April 2014, Minggu VI/ Sabtu, 3 Mei 2014,
Minggu
IX/ Sabtu, 24 Mei 2014.
2.
Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan
hingga minggu ke-7 dapat dilaporakan dari hasil bahwa, pertumbuhan tanaman padi
pada pot dengan perlakuan tanpa pupuk dan 2 tanaman padi dalam pot, menunjukkan
perkembangan yang drastis dari setiap pengamatan yang lakukan, masing-masing
sampel berbeda tipis, dan lebih menonjol pada sampel 1. Jumlah anakan serta
tinggi tanaman terjadi peningkatan setiap minggunya. Pada minggu ke-4 tidak
dilakukan pengamatan sebab sebagian mahasiswa banyak melakukan praktek study
lapang. Dan pada minggu ke-5 menunjukkan peningkatan karena pada minggu ke-4
tidak dilakukan pengamatan, namun penyiraman air pada tanaman padi tetap
dilakukan.
Faktor-faktor yang
mendukung pertumbuhan tanaman padi :
·
Keadaan lingkungan yang mendukung yaitu pratikum
yang dilakukan di rumah kaca sehingga tanaman padi dalam keadaan sehat walaupun
warna daun untuk tanaman tanpa perlakuan pupuk ini sedikit kuning.
·
Penyiraman yang dilakuklan dengan baik
dan juga paranet yang di letakkan di bawah pot sehingga tanaman padi mampu
berkembang secara optimal dan tanaman padi dapat memamfaatkan air dengan baik
·
Jumlah tanaman dalam pot juga sangat
berpengaruh, untuk perlakuan 2 tanaman dalam 1 pot ini, pertumbahan padi baik
di sebabkan tidak terjadinya perebutan unsur hara yang berlebihan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan
yang di peroleh dari pengamatan percobaan di atas menunjukkan
v Pertumbuhan
tanaman padi di rumah kaca sangat baik dan keadaan ini menyebabkan hama tidak
mampu menginfeksi tanaman
v Perlakuan
tanpa pupuk dan 2 tanaman padi dalam pot sangat mendukung pertumbuhan, padi
tidak terlalu berlebihan dalam berebut unsur hara dan air, sehingga hasil pada
minggu trakhir sangat memuaskan
v Padi
pada sampel 1 tumbuh sedikit lebih baik, mungkin ini di sebabkan kemampuan
tanaman padi yang lebioh baik dari sampel 2.
B. Saran
Ø Pratikum
yang di lakukan sudah sangat baik dan perlakuan masing-masingpun sangat bagus
Ø Kedisiplinan
mahasiswa harus di tingkatkan
Ø Terkuncinya
rumah kaca menyebabkan tanaman padi sulit untuk di siram
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 2003. Budidaya
tanaman padi. Kanisius, Yogyakarta.
Anna, H. 2006.
Pemberian Kompos Azolla Dan Kombinasi Pupuk Urea Dengan Kcl Pada
Tanaman
Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Varietas Ciherang. Jurnal Penelitian Sistem
Budidaya Padi Vol:3 No:1-3.
Edward, S. 2012.
Budidaya Pad1 Dl Dalam Polibeg Dengan Irlgasl Bertekanan Untlik
Antisipasi
Pesatnya Perubahan Fungsi Lahan Sawah. Jurnal Teknotan Vol.6 No.1.
Sucipto, 2009.Morfologi
Tanaman Padi. http://perbenihan.blogspot. com/2009/02/ morfologi
tanaman-padi.html.
5 Juni 2014.
Tidak ada komentar